Jumat, 09 September 2011
Tragis! Peraih Emas Balap Sepeda Ini Jadi Penarik Becak
penjasorkes.com — Dipuja ketika masih berjaya, ditelantarkan saat sudah tidak berdaya. Barangkali itulah gambaran nasib sebagian mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara saat ini.
Cerita sedih dan memilukan itu juga menimpa salah satu atlet balap sepeda nasional asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Suharto. Dia kini berprofesi sebagai penarik (tukang) becak.
Siapa sangka, mantan pebalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer. Bersama tiga rekannya saat itu, yakni Sutiono, Munawar Saleh, dan Dasrizal, tim balap sepeda Indonesia mampu mempecundangi pesaingnya dari Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas.
Dua tahun sebelumnya, di SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Suharto menyumbangkan dua medali perak untuk kontingen "Merah Putih" dari nomor jalan raya beregu dan perorangan.
"Saat itu, tim balap sepeda Indonesia tampil cukup solid sehingga bisa merebut medali emas," kata Suharto saat ditemui Antara di tempat kosnya di Jalan Kebon Dalem VII, Surabaya, Selasa (30/8/11).
Ia menceritakan bahwa kekuatan balap sepeda Indonesia pada era 1970-1980-an cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Kenangan menjadi juara SEA Games tidak pernah dilupakan Suharto. Di kamar kos yang hanya berukuran 2 x 3 meter, Suharto menyimpan rapi seluruh medali dan piagam penghargaan yang pernah diperoleh dari berbagai ajang balapan nasional dan internasional.
Bapak tiga orang anak itu juga mengumpulkan kliping berita dari berbagai media cetak yang memuat keberhasilan tim balap Indonesia, termasuk juga foto bersama Presiden RI Soeharto.
"Semuanya masih saya simpan dan sekali waktu kalau kangen, saya buka lagi kliping-kliping itu," ujar pria kelahiran Surabaya pada 18 Februari 1952 itu.
Suharto menuturkan, ketika berhasil merebut medali di ajang SEA Games, dia dan teman-temannya tidak pernah memperoleh bonus uang dari pemerintah, seperti yang diterima atlet-atlet nasional saat ini.
"Kami hanya mendapatkan semacam piagam penghargaan yang diserahkan Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Waktu itu cuma diajak makan-makan, tidak diberi uang saku," tambahnya.
Perkenalan pada cabang olahraga balap sepeda memang tidak disengaja. Saat itu di awal tahun 1970-an, Suharto memulai latihan dengan menggunakan sepeda "pancal" milik ayahnya yang dimodifikasi menjadi sepeda balap.
Kendati tidak mendapatkan izin dari ayahnya, Suharto nekat mengikuti lomba balap sepeda tingkat lokal Piala Wali Kota Surabaya dan tampil sebagai juara. Setelah itu, Suharto yang seangkatan dengan mantan pebalap nasional Sutarwi dan Sapari (keduanya dari Jatim) itu, bergabung dengan klub balap sepeda Porseni Korpri Surabaya dan mengikuti beberapa balapan level nasional.
"Saya dipanggil bergabung di tim nasional setelah mengalahkan pebalap nasional pada kejuaraan di Jawa Barat sekitar tahun 1975. Kemudian saya masuk tim SEA Games 1977," tuturnya.
Bersama sejumlah pebalap nasional, Suharto mendapatkan kesempatan dari Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengikuti pemusatan latihan di Swiss selama beberapa bulan. Setelah hanya merebut medali perak pada 1977, dua tahun berselang, Suharto akhirnya mampu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
"Saya memutuskan berhenti dari balapan pada tahun 1981, karena tuntutan ekonomi. Apalagi, saat itu juga tidak ada janji apa-apa dari pemerintah untuk diberikan pekerjaan," katanya.
Kerja serabutan
Setelah memutuskan gantung sepeda, nasib Suharto menjadi tidak menentu. Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja serabutan. Menjadi kernet angkutan kota, membantu tetangganya berjualan ayam kampung atau berjualan alat pendingin ruangan (AC) bekas, pernah dia jalani sebelum akhirnya menjadi tukang becak hingga sekarang.
Bersama istrinya, ia hidup sangat sederhana dan berpindah-pindah tempat kos. Sebelum menyewa kamar kos di kawasan Kebon Dalem VII yang sudah ditempati lebih dari 15 tahun, Suharto pernah kos di kawasan Sukodono, Surabaya.
Sehari-hari dia kini menjadi penarik becak di sekitar kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Uang dari hasil menarik becak hanya cukup untuk makan keluarga. Kalau ada sisanya kami tabung untuk bayar sewa kamar kos," ujarnya.
Namun, hampir tiga bulan terakhir dia harus istirahat dari rutinitas menarik becak, karena penyakit hernia yang dideritanya sejak dua tahun lalu. Karena merasa tidak tahan dengan sakit yang terus menderanya, Suharto memberanikan diri datang ke kantor KONI Jatim pada sekitar Mei 2011 untuk meminta bantuan.
Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid, sangat terkejut dan trenyuh mengetahui kondisi mantan atlet balap sepeda nasional itu. Apalagi, saat datang ke kantor KONI Jatim, bagian perut Suharto diikat dengan bekas ban dalam sepeda sebagai penahan rasa nyeri akibat penyakit hernianya.
"Saya dibantu Pak Abror untuk menjalani operasi pengangkatan hernia. Sekarang kadang-kadang masih terasa sakit dan belum boleh bekerja berat dulu," kata Suharto.
Abror mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Suharto untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah, karena pernah memiliki prestasi internasional.
"Pak Harto ini layak mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dia pernah menjadi juara SEA Games, tapi sekarang hidupnya memprihatinkan," ujarnya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program pemberian hadiah rumah kepada mantan-mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di pentas internasional.
"Saya tidak pernah baca koran, jadi tidak tahu kalau ada program rumah gratis bagi mantan atlet nasional dari pemerintah," tambah Suharto.
Kendati sudah 30 tahun pensiun dari balap sepeda, Suharto masih memiliki niatan untuk kembali menekuni olahraga yang pernah membesarkan namanya itu.
"Kalau ada kesempatan dan modal, saya pingin menjadi pelatih. Jelek-jelek begini, saya pernah mengikuti pelatihan di luar negeri loh," kata Suharto menutup pembicaraan. Sumber Kompas
Cerita sedih dan memilukan itu juga menimpa salah satu atlet balap sepeda nasional asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Suharto. Dia kini berprofesi sebagai penarik (tukang) becak.
Siapa sangka, mantan pebalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer. Bersama tiga rekannya saat itu, yakni Sutiono, Munawar Saleh, dan Dasrizal, tim balap sepeda Indonesia mampu mempecundangi pesaingnya dari Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas.
Dua tahun sebelumnya, di SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Suharto menyumbangkan dua medali perak untuk kontingen "Merah Putih" dari nomor jalan raya beregu dan perorangan.
"Saat itu, tim balap sepeda Indonesia tampil cukup solid sehingga bisa merebut medali emas," kata Suharto saat ditemui Antara di tempat kosnya di Jalan Kebon Dalem VII, Surabaya, Selasa (30/8/11).
Ia menceritakan bahwa kekuatan balap sepeda Indonesia pada era 1970-1980-an cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Kenangan menjadi juara SEA Games tidak pernah dilupakan Suharto. Di kamar kos yang hanya berukuran 2 x 3 meter, Suharto menyimpan rapi seluruh medali dan piagam penghargaan yang pernah diperoleh dari berbagai ajang balapan nasional dan internasional.
Bapak tiga orang anak itu juga mengumpulkan kliping berita dari berbagai media cetak yang memuat keberhasilan tim balap Indonesia, termasuk juga foto bersama Presiden RI Soeharto.
"Semuanya masih saya simpan dan sekali waktu kalau kangen, saya buka lagi kliping-kliping itu," ujar pria kelahiran Surabaya pada 18 Februari 1952 itu.
Suharto menuturkan, ketika berhasil merebut medali di ajang SEA Games, dia dan teman-temannya tidak pernah memperoleh bonus uang dari pemerintah, seperti yang diterima atlet-atlet nasional saat ini.
"Kami hanya mendapatkan semacam piagam penghargaan yang diserahkan Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Waktu itu cuma diajak makan-makan, tidak diberi uang saku," tambahnya.
Perkenalan pada cabang olahraga balap sepeda memang tidak disengaja. Saat itu di awal tahun 1970-an, Suharto memulai latihan dengan menggunakan sepeda "pancal" milik ayahnya yang dimodifikasi menjadi sepeda balap.
Kendati tidak mendapatkan izin dari ayahnya, Suharto nekat mengikuti lomba balap sepeda tingkat lokal Piala Wali Kota Surabaya dan tampil sebagai juara. Setelah itu, Suharto yang seangkatan dengan mantan pebalap nasional Sutarwi dan Sapari (keduanya dari Jatim) itu, bergabung dengan klub balap sepeda Porseni Korpri Surabaya dan mengikuti beberapa balapan level nasional.
"Saya dipanggil bergabung di tim nasional setelah mengalahkan pebalap nasional pada kejuaraan di Jawa Barat sekitar tahun 1975. Kemudian saya masuk tim SEA Games 1977," tuturnya.
Bersama sejumlah pebalap nasional, Suharto mendapatkan kesempatan dari Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengikuti pemusatan latihan di Swiss selama beberapa bulan. Setelah hanya merebut medali perak pada 1977, dua tahun berselang, Suharto akhirnya mampu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
"Saya memutuskan berhenti dari balapan pada tahun 1981, karena tuntutan ekonomi. Apalagi, saat itu juga tidak ada janji apa-apa dari pemerintah untuk diberikan pekerjaan," katanya.
Kerja serabutan
Setelah memutuskan gantung sepeda, nasib Suharto menjadi tidak menentu. Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja serabutan. Menjadi kernet angkutan kota, membantu tetangganya berjualan ayam kampung atau berjualan alat pendingin ruangan (AC) bekas, pernah dia jalani sebelum akhirnya menjadi tukang becak hingga sekarang.
Bersama istrinya, ia hidup sangat sederhana dan berpindah-pindah tempat kos. Sebelum menyewa kamar kos di kawasan Kebon Dalem VII yang sudah ditempati lebih dari 15 tahun, Suharto pernah kos di kawasan Sukodono, Surabaya.
Sehari-hari dia kini menjadi penarik becak di sekitar kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Uang dari hasil menarik becak hanya cukup untuk makan keluarga. Kalau ada sisanya kami tabung untuk bayar sewa kamar kos," ujarnya.
Namun, hampir tiga bulan terakhir dia harus istirahat dari rutinitas menarik becak, karena penyakit hernia yang dideritanya sejak dua tahun lalu. Karena merasa tidak tahan dengan sakit yang terus menderanya, Suharto memberanikan diri datang ke kantor KONI Jatim pada sekitar Mei 2011 untuk meminta bantuan.
Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid, sangat terkejut dan trenyuh mengetahui kondisi mantan atlet balap sepeda nasional itu. Apalagi, saat datang ke kantor KONI Jatim, bagian perut Suharto diikat dengan bekas ban dalam sepeda sebagai penahan rasa nyeri akibat penyakit hernianya.
"Saya dibantu Pak Abror untuk menjalani operasi pengangkatan hernia. Sekarang kadang-kadang masih terasa sakit dan belum boleh bekerja berat dulu," kata Suharto.
Abror mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Suharto untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah, karena pernah memiliki prestasi internasional.
"Pak Harto ini layak mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dia pernah menjadi juara SEA Games, tapi sekarang hidupnya memprihatinkan," ujarnya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program pemberian hadiah rumah kepada mantan-mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di pentas internasional.
"Saya tidak pernah baca koran, jadi tidak tahu kalau ada program rumah gratis bagi mantan atlet nasional dari pemerintah," tambah Suharto.
Kendati sudah 30 tahun pensiun dari balap sepeda, Suharto masih memiliki niatan untuk kembali menekuni olahraga yang pernah membesarkan namanya itu.
"Kalau ada kesempatan dan modal, saya pingin menjadi pelatih. Jelek-jelek begini, saya pernah mengikuti pelatihan di luar negeri loh," kata Suharto menutup pembicaraan. Sumber Kompas
Terkejut, Pemain Timnas Temui Riedl
penjasorkes.com. Polemik seputar pemain timnas semakin memanas. Setelah kasus pemain yang sakit hati karena merasa "dilecehkan" oleh komentar pelatih Wim Rijsbergen, kini giliran PSSI yang kebakaran jenggot setelah mengetahui ada beberapa pemain yang Rabu lalu (7/9) bertemu dengan mantan pelatih timnas Alfred Riedl di salah satu mall di Jakarta. Kabarnya ada tujuh pemain "bersilaturrahim" dengan pelatih asal Austria tersebut.
Penanggungjawab Timnas yang juga Ketua Komdis PSSI, Benhard Limbong mengaku terkejut dengan kabar itu. Limbong pun menyatakan akan memanggil pemain-pemain yang dikabarkan bertemu Riedl untuk dimintai keterangan.
"Apa maksudnya dia (Riedl) memanggil para pemain. Saya tidak tahu apa yang dibicarakan di sana. Tapi saya ingin Riedl segera meninggalkan Indonesia dan tidak lagi mencampuri urusan timnas," cetus Limbong kepada wartawan di kantor PSSI, Jumat (9/9).
Sejak beberapa hari lalu Riedl memang berada di Jakarta. Ini terkait dengan tuntutannya kepada PSSI yang belum juga dikabulkan. Yaitu kompensasi senilai sekitar Rp 1,7 miliar karena dia diberhentikan di tengah jalan tanpa alasan jelas pertengahan Juli lalu.
"Alfred Riedl ke FIFA saja. Itu urusan dia dengan FIFA. Dia tidak usah ganggu PSSI. Kenapa Riedl mesti datang lagi ke Indonesia jika masalahnya sudah diserahkan ke FIFA," sambung Limbong.
Jenderal bintang satu ini juga menyalahkan pemain yang menurutnya terkesan cengeng. "Saya juga heran kenapa pemain ngotot ingin pelath diganti. Kalah dalam pertandingan itu wajar. Tidak perlu mencari kambing hitam. Kita evaluasi bersama. Tidak bisa pemain menentukan pelatihnya sendiri," bebernya.
Pertemuan beberapa pemain dengan Riedl itu dibenarkan oleh mantan asisten timnas Wolfgang Pikal. Menurut Wolfgang itu hanyalah silaturrahim biasa. Tidak ada egenda khusus yang dibicarakan. "Hanya pertemuan antar teman untuk melepas kangen. Saya kira itu wajar saja," kata Wolfgang.
Ketika didesak membocorkan siapa saja yang datang dalam pertemuan tersebut Wolfgang yang ikut nimbrung dalam pertemuan itu menolak menyebutkannya. (sumber : Jawapost)
Penanggungjawab Timnas yang juga Ketua Komdis PSSI, Benhard Limbong mengaku terkejut dengan kabar itu. Limbong pun menyatakan akan memanggil pemain-pemain yang dikabarkan bertemu Riedl untuk dimintai keterangan.
"Apa maksudnya dia (Riedl) memanggil para pemain. Saya tidak tahu apa yang dibicarakan di sana. Tapi saya ingin Riedl segera meninggalkan Indonesia dan tidak lagi mencampuri urusan timnas," cetus Limbong kepada wartawan di kantor PSSI, Jumat (9/9).
Sejak beberapa hari lalu Riedl memang berada di Jakarta. Ini terkait dengan tuntutannya kepada PSSI yang belum juga dikabulkan. Yaitu kompensasi senilai sekitar Rp 1,7 miliar karena dia diberhentikan di tengah jalan tanpa alasan jelas pertengahan Juli lalu.
"Alfred Riedl ke FIFA saja. Itu urusan dia dengan FIFA. Dia tidak usah ganggu PSSI. Kenapa Riedl mesti datang lagi ke Indonesia jika masalahnya sudah diserahkan ke FIFA," sambung Limbong.
Jenderal bintang satu ini juga menyalahkan pemain yang menurutnya terkesan cengeng. "Saya juga heran kenapa pemain ngotot ingin pelath diganti. Kalah dalam pertandingan itu wajar. Tidak perlu mencari kambing hitam. Kita evaluasi bersama. Tidak bisa pemain menentukan pelatihnya sendiri," bebernya.
Pertemuan beberapa pemain dengan Riedl itu dibenarkan oleh mantan asisten timnas Wolfgang Pikal. Menurut Wolfgang itu hanyalah silaturrahim biasa. Tidak ada egenda khusus yang dibicarakan. "Hanya pertemuan antar teman untuk melepas kangen. Saya kira itu wajar saja," kata Wolfgang.
Ketika didesak membocorkan siapa saja yang datang dalam pertemuan tersebut Wolfgang yang ikut nimbrung dalam pertemuan itu menolak menyebutkannya. (sumber : Jawapost)
Kinerja Guru Tersertifikasi Harus Dievaluasi
KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, rencana tentang syarat sertifikasi guru yang mengharuskan para guru untuk memublikasikan karya ilmiahnya sebagai sesuatu yang sangat logis.
Mendiknas mengatakan, selalu ada pertanyaan mendasar setelah guru ditetapkan menjadi profesi dan tersertifikasi. Pertanyaan itu terkait sifat dari sertifikasi, yakni apakah mengikat sepanjang hayat atau ada periodesasi untuk mengevaluasi tentang kompetensi profesionalitasnya. Karena sertifikasi itu bertujuan memastikan profesionalitas, sedangkan sifat dari profesionalitas itu sangat fluktuatif, maka kualitas guru bisa naik dan menurun kapan saja.
"Memang sampai saat ini kami belum menentukan berapa tahun harus direview dan dievaluasi tentang sertifikasi yang terkait dengan profesionalitas tersebut," kata Nuh, Jumat (9/9/2011) di Jakarta.
Permasalah lainnya terkait dengan kinerja guru. Setelah disertifikasi seorang guru harus benar-benar menunjukkan peningkatan kinerjanya. Kemdiknas saat ini sedang menyiapkan evaluasi bagi para guru yang sudah mendapatkan sertifikasi atau kemaslahatan sebagai seorang profesional.
Ini menjadi penting, bukan karena untuk mengungkit apa yang sudah diberikan kepada para guru, akan tetapi Mendiknas menilai bahwa pemenuhan tuntutan masyarakat adalah hal yang utama. Hal ini juga terkait langsung dengan konsekuensi dari seseorang yang sudah mendapatkan kemaslahatan dari profesinya.
Nuh memaparkan, ada tiga variabel yang harus dievaluasi terkait dengan kinerja guru. Pertama adalah absentisme atau tingkat kehadiran. Absentisme menjadi hal paling utama dalam evauasi kinerja para guru karena dapat diketahui berapa jam guru tersebut mengajar dan berapa jam waktu mengajar yang hilang.
Variabel kedua yaitu kinerja tentang prestasi dari siswanya karena ini merupakan ujung dari hasil mengajar guru tersebut. "Misalnya saya guru matematika, berapa tingkat kelulusan siswanya? Oleh karena itu harus dievaluasi dan dikaitkan dengan nilai yang dicapai oleh siswanya," ujar Nuh.
Variabel ketiga dalam evaluasi kinerja guru lebih masuk ke wilayah kolektif, yaitu sampai sejauh mana peran sang guru dalam membangun budaya belajar di sekolah. Ini sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler guru, misalnya ia ikut menulis pengembangan keilmuan, memberikan pendampingan pada kegiatan Pramuka dan sebagainya, yang ujungnya itu bisa membangun budaya di sekolah. "Itulah hal-hal yang harus dilakukan di dalam konteks mengevaluasi kinerja guru," tuturnya.
Mendiknas mengatakan, selalu ada pertanyaan mendasar setelah guru ditetapkan menjadi profesi dan tersertifikasi. Pertanyaan itu terkait sifat dari sertifikasi, yakni apakah mengikat sepanjang hayat atau ada periodesasi untuk mengevaluasi tentang kompetensi profesionalitasnya. Karena sertifikasi itu bertujuan memastikan profesionalitas, sedangkan sifat dari profesionalitas itu sangat fluktuatif, maka kualitas guru bisa naik dan menurun kapan saja.
"Memang sampai saat ini kami belum menentukan berapa tahun harus direview dan dievaluasi tentang sertifikasi yang terkait dengan profesionalitas tersebut," kata Nuh, Jumat (9/9/2011) di Jakarta.
Permasalah lainnya terkait dengan kinerja guru. Setelah disertifikasi seorang guru harus benar-benar menunjukkan peningkatan kinerjanya. Kemdiknas saat ini sedang menyiapkan evaluasi bagi para guru yang sudah mendapatkan sertifikasi atau kemaslahatan sebagai seorang profesional.
Ini menjadi penting, bukan karena untuk mengungkit apa yang sudah diberikan kepada para guru, akan tetapi Mendiknas menilai bahwa pemenuhan tuntutan masyarakat adalah hal yang utama. Hal ini juga terkait langsung dengan konsekuensi dari seseorang yang sudah mendapatkan kemaslahatan dari profesinya.
Nuh memaparkan, ada tiga variabel yang harus dievaluasi terkait dengan kinerja guru. Pertama adalah absentisme atau tingkat kehadiran. Absentisme menjadi hal paling utama dalam evauasi kinerja para guru karena dapat diketahui berapa jam guru tersebut mengajar dan berapa jam waktu mengajar yang hilang.
Variabel kedua yaitu kinerja tentang prestasi dari siswanya karena ini merupakan ujung dari hasil mengajar guru tersebut. "Misalnya saya guru matematika, berapa tingkat kelulusan siswanya? Oleh karena itu harus dievaluasi dan dikaitkan dengan nilai yang dicapai oleh siswanya," ujar Nuh.
Variabel ketiga dalam evaluasi kinerja guru lebih masuk ke wilayah kolektif, yaitu sampai sejauh mana peran sang guru dalam membangun budaya belajar di sekolah. Ini sama halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler guru, misalnya ia ikut menulis pengembangan keilmuan, memberikan pendampingan pada kegiatan Pramuka dan sebagainya, yang ujungnya itu bisa membangun budaya di sekolah. "Itulah hal-hal yang harus dilakukan di dalam konteks mengevaluasi kinerja guru," tuturnya.
Mendiknas Setuju Jam Ajar Guru Ditambah
JAKARTA--Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh sepakat adanya wacana penambahan jam mengajar minimal guru, dari 24 jam menjadi 27,5 jam per minggu yang diusulkan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
"Kami sangat menghargai usulan dari menpan untuk menaikkan dari 24 jam ke 27,5 jam atau bahkan ke 30 jam," kata Nuh di Gedung Kemendiknas, Jakarta, Jumat (9/9).
Menurutnya, biasanya jam mengajar para guru itu rata-rata sebanyak 34 jam per minggu. Namun begitu, 27,5 jam tersebut tidak dihitung hanya berdasarkan jumlah jam tata muka di kelas saja. "Tidak hanya mengajar di depan kelas itu saja, tapi juga persiapan-persiapan untuk mengajar. Itu pun juga harus dimasukkan sebagai bagian dari work hours-nya itu," lanjut Nuh.
Mantan Rektor ITS ini menilai, usulan 27,5 jam atau 30 jam tidak harus diterjemahkan secara kaku. "Tapi bisa dimasukkan juga kegiatan yang bersifat pendampingan ke siswa atau memberikan bimbingan siswa di lapangan. Sehingga bisa dimasukkan sebagai bagian dari beban mengajar," ujarnya.
Hanya saja, hingga kini Kemdiknas belum ada sistem yang dapat digunakan untuk menghitung akurasi jumlah beban jam mengajar di luar tatap muka. Terlebih lagi pasca sertifikasi guru, yang sebenarnya sistem evaluasi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengukur kinerja guru. "Nah, kita juga belum menentukan cara menilai kinerja itu. Apakah sertifikasi seorang guru itu bisa benar-benar meningkatkan kinerja atau tidak," imbuhnya.
Nuh menambahkan, saat ini Kemdiknas tengah mempersiapkan evaluasi kinerja dari guru yang sudah dapat sertifikasi atau kemaslahatan seorang profesional. Setelah guru menjadi profesi dan sudah disertifikasi, lanjut Nuh, harus ditentukan masa berlaku sertifikasi tersebut. "Sertifikat tadi itu sertifikat sepanjang hayat, atau ada periodesasi untuk mengevaluasi tentang kompetensi profesionalnya itu. Mengingat profesionalisme sangat fluktuatif," ungkapnya. Sumber Kompas
"Kami sangat menghargai usulan dari menpan untuk menaikkan dari 24 jam ke 27,5 jam atau bahkan ke 30 jam," kata Nuh di Gedung Kemendiknas, Jakarta, Jumat (9/9).
Menurutnya, biasanya jam mengajar para guru itu rata-rata sebanyak 34 jam per minggu. Namun begitu, 27,5 jam tersebut tidak dihitung hanya berdasarkan jumlah jam tata muka di kelas saja. "Tidak hanya mengajar di depan kelas itu saja, tapi juga persiapan-persiapan untuk mengajar. Itu pun juga harus dimasukkan sebagai bagian dari work hours-nya itu," lanjut Nuh.
Mantan Rektor ITS ini menilai, usulan 27,5 jam atau 30 jam tidak harus diterjemahkan secara kaku. "Tapi bisa dimasukkan juga kegiatan yang bersifat pendampingan ke siswa atau memberikan bimbingan siswa di lapangan. Sehingga bisa dimasukkan sebagai bagian dari beban mengajar," ujarnya.
Hanya saja, hingga kini Kemdiknas belum ada sistem yang dapat digunakan untuk menghitung akurasi jumlah beban jam mengajar di luar tatap muka. Terlebih lagi pasca sertifikasi guru, yang sebenarnya sistem evaluasi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengukur kinerja guru. "Nah, kita juga belum menentukan cara menilai kinerja itu. Apakah sertifikasi seorang guru itu bisa benar-benar meningkatkan kinerja atau tidak," imbuhnya.
Nuh menambahkan, saat ini Kemdiknas tengah mempersiapkan evaluasi kinerja dari guru yang sudah dapat sertifikasi atau kemaslahatan seorang profesional. Setelah guru menjadi profesi dan sudah disertifikasi, lanjut Nuh, harus ditentukan masa berlaku sertifikasi tersebut. "Sertifikat tadi itu sertifikat sepanjang hayat, atau ada periodesasi untuk mengevaluasi tentang kompetensi profesionalnya itu. Mengingat profesionalisme sangat fluktuatif," ungkapnya. Sumber Kompas
Selasa, 09 Agustus 2011
Pola Distribusi Guru Bakal Ditata Ulang
penjasorkes.com – Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) merencanakan penataan ulang dalam hal distribusi guru. Pola baru distsibusi guru disiapkan menyusul adanya rencana pemerintah memberlakukan moratorium pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP & PMP) Kemdiknas, Syawal Goeltom, menyebutkan, penataan ulang tersebut meliputi dua cara, yakni multi-grade teacher dan kewenangan mengajar dua bidang studi. Kedua cara tersebut dilakukan karena dinilai akan lebih efiesien dan efektif.
"Selain itu, cara ini juga sebagai bentuk antisipasi atas tingginya jumlah guru yang pensiun. Sementara di sisi lain, pemerintah akan memberlakukan moratorium pengangkatan PNS,” terang Syawal, di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Selasa (9/8).
Dalam hal penerapan multi grade teacher, kata Syawal menjelaskan, setiap guru memiliki kewenangan untuk mengajar tidak hanya di SMA, namun juga di SMP. Demikian pula dengan guru SMP, memiliki kewenangan mengajar di SMA.
“Sedangkan, cara kedua yang memberikan kewenangan guru untuk mengajar dua bidang studi sekaligus itu maksudnya guru matematika bisa juga diberdayakan untuk mengajar fisika. Sehingga, ada mayor dan minor bidang studi yang dikuasai,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, pada prinsipnya komposisi perbandingan jumlah guru dengan siswa di Indonesia sudah tergolong lebih dari cukup, yakni 1 guru : 18 siswa. “Di Negara-negara lain pun paling 1 : 20 atau 1: 24, jadi di Indonesia itu sudah sangat mewah sekali,” ungkapnya.
Namun dengan jumlah guru yang berlimpah tersebut, jika distribusinya tidak diatur maka kemungkinan target yang dipatok dalam Permendiknas Nomor 39 tahun 2009 agar
seorang guru memenuhi target jam mengajar 24 jam dalam seminggu akan sulit tercapai. “Dengan pola distribusi yang sekarang, paling hanya 60 persennya saja yang dapat mencapai target 24 jam mengajar dalam seminggu, sehingga hanya segitu itu yang bias mendapat tunjangan profesi,” tutur dia.
Syawal mengatakan, guru yang ada saat ini dapat dijadikan guru yang memiliki kewenangan ganda tersebut. “Kalau sekarang sudah jadi guru matematika, tinggal kita tambah kuliah lagi 20 Sistem Kredit Semester (SKS) untuk belajar Fisika misalnya, jadi lebih efisien dan efektif,” ujar Syawal.
Selain itu, rencana redistribusi guru ini juga akan didukung dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri. Antara lain, Mendiknas, Mendag, Mendagri, MenPAN/RB dan Menkeu. “Namun dalam proses koordinasinya, Kemdiknas akan bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan MenPAN/RB,” imbuhnya. (sumber Jawapost)
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP & PMP) Kemdiknas, Syawal Goeltom, menyebutkan, penataan ulang tersebut meliputi dua cara, yakni multi-grade teacher dan kewenangan mengajar dua bidang studi. Kedua cara tersebut dilakukan karena dinilai akan lebih efiesien dan efektif.
"Selain itu, cara ini juga sebagai bentuk antisipasi atas tingginya jumlah guru yang pensiun. Sementara di sisi lain, pemerintah akan memberlakukan moratorium pengangkatan PNS,” terang Syawal, di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Selasa (9/8).
Dalam hal penerapan multi grade teacher, kata Syawal menjelaskan, setiap guru memiliki kewenangan untuk mengajar tidak hanya di SMA, namun juga di SMP. Demikian pula dengan guru SMP, memiliki kewenangan mengajar di SMA.
“Sedangkan, cara kedua yang memberikan kewenangan guru untuk mengajar dua bidang studi sekaligus itu maksudnya guru matematika bisa juga diberdayakan untuk mengajar fisika. Sehingga, ada mayor dan minor bidang studi yang dikuasai,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, pada prinsipnya komposisi perbandingan jumlah guru dengan siswa di Indonesia sudah tergolong lebih dari cukup, yakni 1 guru : 18 siswa. “Di Negara-negara lain pun paling 1 : 20 atau 1: 24, jadi di Indonesia itu sudah sangat mewah sekali,” ungkapnya.
Namun dengan jumlah guru yang berlimpah tersebut, jika distribusinya tidak diatur maka kemungkinan target yang dipatok dalam Permendiknas Nomor 39 tahun 2009 agar
seorang guru memenuhi target jam mengajar 24 jam dalam seminggu akan sulit tercapai. “Dengan pola distribusi yang sekarang, paling hanya 60 persennya saja yang dapat mencapai target 24 jam mengajar dalam seminggu, sehingga hanya segitu itu yang bias mendapat tunjangan profesi,” tutur dia.
Syawal mengatakan, guru yang ada saat ini dapat dijadikan guru yang memiliki kewenangan ganda tersebut. “Kalau sekarang sudah jadi guru matematika, tinggal kita tambah kuliah lagi 20 Sistem Kredit Semester (SKS) untuk belajar Fisika misalnya, jadi lebih efisien dan efektif,” ujar Syawal.
Selain itu, rencana redistribusi guru ini juga akan didukung dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri. Antara lain, Mendiknas, Mendag, Mendagri, MenPAN/RB dan Menkeu. “Namun dalam proses koordinasinya, Kemdiknas akan bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan MenPAN/RB,” imbuhnya. (sumber Jawapost)
Senin, 08 Agustus 2011
Soal Masturbasi, Manusia Paling Cerdas
penjasorkes.com — Sampai saat ini, banyak peneliti masih bingung dan berusaha mencari jawaban ilmiah tentang kebiasaan masturbasi. Pertanyaannya, dalam strategi untuk bertahan hidup, apakah ada alasan ilmiah sehingga makhluk hidup termasuk manusia harus mempertahankan kebiasaan bermasturbasi?
Fakta menunjukkan bahwa perilaku bermasturbasi tidak hanya dilakukan manusia. Banyak hewan juga melakukannya dengan perilaku yang berbeda-beda. Nah, bagaimana perilaku masturbasi itu, yuk diintip.
1. Gajah Gajah melakukan masturbasi dengan cara menggosokkan alat kelaminnya ke batu. Keras memang, tapi itu mungkin bukan masalah bagi gajah.
2. Landak Menjelang masa birahi, landak biasanya menggosok-gosok alat kelaminnya dengan makanan, air, atau barang-barang lain yang ditemukannya.
3. Tupai Tupai jantan bisa melakukan masturbasi hingga ejakulasi, kemudian mengonsumsi hasil ejakulasinya sebagai "genital grooming" alias perawatan alat kelamin. Sperma hasil ejakulasi akan mempertahankan kelembaban alat kelamin.
4. Kura-kura Kura-kura bermasturbasi dengan cara menggosok-gosokkan penisnya ke tembok, batu, atau permukaan lain.
5. "Walrus" atau gajah laut Mungkin gajah laut yang paling unik. Mereka biasa menggunakan siripnya untuk bermasturbasi atau mulutnya untuk melakukan self fellatio alias oral seks mandiri.
6. Burung Burung betina melakukan masturbasi dengan membengkokkan sayap bagian belakangnya sehingga bisa menyentuh kloaka, saluran reproduksi mereka. Kemudian, burung betina akan menggosok-gosok bagian itu.
7. Kuda Kuda jantan melakukan masturbasi dengan menggosok-gosokkan penisnya ke bagian bawah perutnya. Sementara itu, kuda betina melakukan masturbasi dengan menggosokkan alat kelaminnya ke obyek lain.
8. Anjing Anjing gemar bermasturbasi dengan menggosokkan alat kelaminnya ke obyek lain, termasuk manusia. Mereka juga suka menjilati dirinya.
9. Manusia Manusia sangat goal oriented dalam hal bermasturbasi. Menurut mereka, masturbasi harus selalu diikuti dengan orgasme dan ejakulasi. Karena goal oriented-nya dan berbagai macam cara yang mereka miliki, manusia dikatakan paling cerdas dalam bermasturbasi. (kompas-helth)
Fakta menunjukkan bahwa perilaku bermasturbasi tidak hanya dilakukan manusia. Banyak hewan juga melakukannya dengan perilaku yang berbeda-beda. Nah, bagaimana perilaku masturbasi itu, yuk diintip.
1. Gajah Gajah melakukan masturbasi dengan cara menggosokkan alat kelaminnya ke batu. Keras memang, tapi itu mungkin bukan masalah bagi gajah.
2. Landak Menjelang masa birahi, landak biasanya menggosok-gosok alat kelaminnya dengan makanan, air, atau barang-barang lain yang ditemukannya.
3. Tupai Tupai jantan bisa melakukan masturbasi hingga ejakulasi, kemudian mengonsumsi hasil ejakulasinya sebagai "genital grooming" alias perawatan alat kelamin. Sperma hasil ejakulasi akan mempertahankan kelembaban alat kelamin.
4. Kura-kura Kura-kura bermasturbasi dengan cara menggosok-gosokkan penisnya ke tembok, batu, atau permukaan lain.
5. "Walrus" atau gajah laut Mungkin gajah laut yang paling unik. Mereka biasa menggunakan siripnya untuk bermasturbasi atau mulutnya untuk melakukan self fellatio alias oral seks mandiri.
6. Burung Burung betina melakukan masturbasi dengan membengkokkan sayap bagian belakangnya sehingga bisa menyentuh kloaka, saluran reproduksi mereka. Kemudian, burung betina akan menggosok-gosok bagian itu.
7. Kuda Kuda jantan melakukan masturbasi dengan menggosok-gosokkan penisnya ke bagian bawah perutnya. Sementara itu, kuda betina melakukan masturbasi dengan menggosokkan alat kelaminnya ke obyek lain.
8. Anjing Anjing gemar bermasturbasi dengan menggosokkan alat kelaminnya ke obyek lain, termasuk manusia. Mereka juga suka menjilati dirinya.
9. Manusia Manusia sangat goal oriented dalam hal bermasturbasi. Menurut mereka, masturbasi harus selalu diikuti dengan orgasme dan ejakulasi. Karena goal oriented-nya dan berbagai macam cara yang mereka miliki, manusia dikatakan paling cerdas dalam bermasturbasi. (kompas-helth)
Persebaya 1927 Incar Level I
penjasorkes.com - Persebaya 1927 sama sekali tak keberatan dengan persyaratan yang dipatok PSSI untuk melangkah ke kompetisi level I. Klub yang ber-home base di Gelora 10 Nopember, Surabaya tersebut optimistis bisa bersaing dengan kontestan lain.
Menurut CEO Persebaya 1927 LLano Mahardhika, klubnya hanya terganjal satu dari lima aspek penilaian yang disyaratkan. Yakni pada infrastruktur. Untuk empat aspek lainnya, legal, finansial, administrasi personal, dan supporting, dia optimistis timnya bakal lolos verifikasi. "Kami tak punya lagi selain Gelora 10 Nopember. Gelora Bung Tomo juga megah tapi tidak memenuhi syarat kelengkapan AFC," kata pria yang pernah menjabat sebagai manajer verifikasi PT Liga Indonesia tersebut.
Tapi jika menilik stadion yang tersebar di tanah air, Llano optimistis Persebaya 1927 tetap dapat bermain kandang di Gelora 10 Nopember. "Kami juga tak mungkin mengeluarkan dana untuk renovasi kepada fasilitas yang tak kami kelola," terang dia. Lagipula, stadion berkapasitas 35 ribu penoton itu juga menjadi home base Persebaya saat berlaga di ISL.
Kekurangan Gelora 10 Nopember memang tak sedikit. Daya tampung penonton tak sebanding dengan suporter klub tersebut. Kekuatan lampu di stadion itu juga belum memenuhi standard AFC dan memantik keluhan pemain setiap kali bermain malam.
Nah, empat aspek lainnya bisa dimunculkan ketika finansial mendukung. Aspek legal sudah dipenuhi Persebaya 1927 dengan mengusung PT Persebaya Indonesia. "Anytime tim bisa berubah. Kami juga dapat siapkan semua pendukungnya," kata dia. Termasuk, tim junior mulai dari U-21 dan di bawahnya.
Llano yakin jika PSSI dapat mengakomodasi keinginan klub-klub yang berharap bisa membawa angin perubahan. "AFC dan PSSI sudah membuat aturan sedemikian rupa dengan melihat prospek lima tahun ke depan, bukan hanya saat ini," kata Llano. Maka, dia berharap tim-tim yang tak mampu untuk bersaing harus legawa. Sebab, kasta tertinggi sepak bola memang harus memiliki modal yang stabil sebagai bekal utama. "Jangan bicara tim lebih dulu. Kalau internal solid maka klub terbaik bisa dibentuk," tukas Llano. (vem/ko)
Menurut CEO Persebaya 1927 LLano Mahardhika, klubnya hanya terganjal satu dari lima aspek penilaian yang disyaratkan. Yakni pada infrastruktur. Untuk empat aspek lainnya, legal, finansial, administrasi personal, dan supporting, dia optimistis timnya bakal lolos verifikasi. "Kami tak punya lagi selain Gelora 10 Nopember. Gelora Bung Tomo juga megah tapi tidak memenuhi syarat kelengkapan AFC," kata pria yang pernah menjabat sebagai manajer verifikasi PT Liga Indonesia tersebut.
Tapi jika menilik stadion yang tersebar di tanah air, Llano optimistis Persebaya 1927 tetap dapat bermain kandang di Gelora 10 Nopember. "Kami juga tak mungkin mengeluarkan dana untuk renovasi kepada fasilitas yang tak kami kelola," terang dia. Lagipula, stadion berkapasitas 35 ribu penoton itu juga menjadi home base Persebaya saat berlaga di ISL.
Kekurangan Gelora 10 Nopember memang tak sedikit. Daya tampung penonton tak sebanding dengan suporter klub tersebut. Kekuatan lampu di stadion itu juga belum memenuhi standard AFC dan memantik keluhan pemain setiap kali bermain malam.
Nah, empat aspek lainnya bisa dimunculkan ketika finansial mendukung. Aspek legal sudah dipenuhi Persebaya 1927 dengan mengusung PT Persebaya Indonesia. "Anytime tim bisa berubah. Kami juga dapat siapkan semua pendukungnya," kata dia. Termasuk, tim junior mulai dari U-21 dan di bawahnya.
Llano yakin jika PSSI dapat mengakomodasi keinginan klub-klub yang berharap bisa membawa angin perubahan. "AFC dan PSSI sudah membuat aturan sedemikian rupa dengan melihat prospek lima tahun ke depan, bukan hanya saat ini," kata Llano. Maka, dia berharap tim-tim yang tak mampu untuk bersaing harus legawa. Sebab, kasta tertinggi sepak bola memang harus memiliki modal yang stabil sebagai bekal utama. "Jangan bicara tim lebih dulu. Kalau internal solid maka klub terbaik bisa dibentuk," tukas Llano. (vem/ko)
Rabu, 03 Agustus 2011
Musim Kompetisi 2011-2012 Digelar 8 Oktober 2011
kdm.net - Kepastian kapan digelarnya roda kompetisi PSSI musim 2011-2012 sudah mulai menemukan titik terang, dalam workshop yang digelar PSSI untuk membahas mengenai format kompetisi musim depan, tercetus tanggal 8 Oktober sebagai awal kompetisi baru.
Dalam workshop yang dihadiri oleh perwakilan klub Indonesia Super Liga (ISL) dan Divisi Utama serta perwakilan AFC tersebut, dipaparkan format kompetisi serta rencana dimulainya kompetisi musim depan serta tahapan-tahapan persiapan.
"Deadline AFC untuk kompetisi sebelum 14 Oktober 2011. Sehingga kami menetapkan tanggal 8 Oktober untuk memastikan kami benar-benar telah memenuhi persyaratan yang diminta AFC tepat waktu dan terencana," ujar Koordinator Kompetisi, Sihar Storus.
Selain itu, peserta workshop juga mendapat tugas dari PSSI untuk segera melengkapi sejumlah dokumen, di antaranya dokumen legalitas, keuangan, infrastruktur, personal dan juga sporting (pembinaan usia dini) sebagai bagian dari kelengkapan sebuah klub profesional.
PSSI juga memberikan tenggat waktu yakni hingga 21 Agustus nanti, setelah itu PSSI akan melakukan verifikasi dokumen yang telah masuk.
Selain melengkapi dokumen, klub-klub ISL dan juga Divisi Utama diharuskan menyetorkan participant deposit sebesar 5 miliar ke rekening PSSI, dan juga surat jaminan atas kesanggupan pembiayaan klub selama 3 musim kompetisi.
Selanjutnya pada 25 Agustus, PSSI akan mengumumkan peserta kompetisi dan pada 3 September PSSI akan memberikan laporan kepada AFC.
Dalam workshop yang dihadiri oleh perwakilan klub Indonesia Super Liga (ISL) dan Divisi Utama serta perwakilan AFC tersebut, dipaparkan format kompetisi serta rencana dimulainya kompetisi musim depan serta tahapan-tahapan persiapan.
"Deadline AFC untuk kompetisi sebelum 14 Oktober 2011. Sehingga kami menetapkan tanggal 8 Oktober untuk memastikan kami benar-benar telah memenuhi persyaratan yang diminta AFC tepat waktu dan terencana," ujar Koordinator Kompetisi, Sihar Storus.
Selain itu, peserta workshop juga mendapat tugas dari PSSI untuk segera melengkapi sejumlah dokumen, di antaranya dokumen legalitas, keuangan, infrastruktur, personal dan juga sporting (pembinaan usia dini) sebagai bagian dari kelengkapan sebuah klub profesional.
PSSI juga memberikan tenggat waktu yakni hingga 21 Agustus nanti, setelah itu PSSI akan melakukan verifikasi dokumen yang telah masuk.
Selain melengkapi dokumen, klub-klub ISL dan juga Divisi Utama diharuskan menyetorkan participant deposit sebesar 5 miliar ke rekening PSSI, dan juga surat jaminan atas kesanggupan pembiayaan klub selama 3 musim kompetisi.
Selanjutnya pada 25 Agustus, PSSI akan mengumumkan peserta kompetisi dan pada 3 September PSSI akan memberikan laporan kepada AFC.
Tertawa, Olahraga untuk Jantung
kdm.com — Ingin tahu rahasia jantung sehat? Mungkin dokter akan menuliskan resep untuk tertawa 1 x 15 menit setiap hari. Sebuah studi menunjukkan, tertawa bisa meningkatkan peredaran darah yang nantinya jika dilakukan secara rutin bisa menjadi pelindung dari penyakit jantung yang ampuh. Tidak percaya?
Benar! Para peneliti dari Maryland Medical Center meminta 20 orang dewasa yang sehat untuk menonton adegan dari dua film yang berbeda, satu film komedi dan yang satu lagi film peperangan. Saat mereka menonton, para peneliti memantau kerja fungsi arteri mereka. Seusai menyaksikan video yang lucu, pembuluh darah para relawan melebar sebesar 22 persen dan menyempit 35 persen setelah melihat adegan peperangan.
Pelebaran akan membuat darah mengalir melalui pembuluh darah tanpa rasa nyeri serta membuat jantung dan arteri berkontraksi. “Ini juga yang terjadi ketika kita melakukan latihan aerobik,” ujar Michael Miller, MD, salah satu peneliti.
Tertawa bisa memicu pelepasan oksida nitrat, yaitu senyawa yang akan membuat rileks sel-sel darah,” tambah Miller. Plus, senyawa ini juga akan melepaskan endorfin, hormon yang bertugas memperbaiki pembuluh darah. Saran dari Miller, sediakan waktu setidaknya 15 menit untuk tertawa benar-benar setiap hari. (kompas)
Benar! Para peneliti dari Maryland Medical Center meminta 20 orang dewasa yang sehat untuk menonton adegan dari dua film yang berbeda, satu film komedi dan yang satu lagi film peperangan. Saat mereka menonton, para peneliti memantau kerja fungsi arteri mereka. Seusai menyaksikan video yang lucu, pembuluh darah para relawan melebar sebesar 22 persen dan menyempit 35 persen setelah melihat adegan peperangan.
Pelebaran akan membuat darah mengalir melalui pembuluh darah tanpa rasa nyeri serta membuat jantung dan arteri berkontraksi. “Ini juga yang terjadi ketika kita melakukan latihan aerobik,” ujar Michael Miller, MD, salah satu peneliti.
Tertawa bisa memicu pelepasan oksida nitrat, yaitu senyawa yang akan membuat rileks sel-sel darah,” tambah Miller. Plus, senyawa ini juga akan melepaskan endorfin, hormon yang bertugas memperbaiki pembuluh darah. Saran dari Miller, sediakan waktu setidaknya 15 menit untuk tertawa benar-benar setiap hari. (kompas)
Daftar Nama Pemain Seleksi Timnas U-23
Bola.net - Timnas U-23 mengumumkan daftar nama pemain yang lolos seleksi untuk mengikuti pelatnas SEA Games 2011. Ada 24 nama pemain yang terpilih dalam seleksi Timnas U-23 yang dilaksanakan di Kota Batu, Jawa Timur.
Selain 24 nama pemain yang diumumkan pada Sabtu (30/7) ini, juga akan bergabung enam pemain yang telah tergabung di timnas senior, yakni Kurnia Meiga, Egi Melgiansyah, Gunawan Dwicahyo, Ferdinand Sinaga, Octovianus Maniani, dan Irfan Bachdim.
Sementara itu empat nama lainnya akan mengikuti seleksi susulan, yakni Patrick Wanggai, Andik Virmansyah, Marcelino Mandagi, dan Fery Bayu Thomas.
Berikut nama-nama daftar pemain pelatnas Timnas U-23.
Penjaga gawang:
Andretani Adyaksa (Persija)
Johan Angga Kusuma (Persijap)
Rifky Mokodompit (Persita)
Bek:
Abdurrahman (Pelita Jaya)
Ngurah Wahyu Trisnsjaya ( Persija )
Septyahadi ( PSPS )
Irfan Raditya (Arema)
Joko Sidik (Bontang FC)
Stevie Bonsapia (Persipura)
Hasyim Kipuw (Persija)
Hendro Siswanto (Persela)
Gelandang:
Johan Juansyah (Persijap)
Joko Sasongko (Pelita Jaya)
Mahardika Lasut (Sriwijaya FC)
Juned Hardianto Wibowo (Solo FC)
Dendi Santoso (Arema)
Ramdani Lestaluhu (Persija)
Kim Jeffry Kurniawan (Persema)
Zulham Zamrun (Persela)
Penyerang:
Yongky Aribowo (Arema)
Titus Bonai (Persipura)
Jajang Mulyana (Sriwijaya FC)
Lucas Mandowen (Persipura)
Fauzi Rishaldi (Persita)
Daftar nama pemain yang akan mengikuti seleksi susulan:
Patrick Wanggai (Persidafon)
Andik Virmansyah (Persebaya 1927)
Marcelino Mandagi (Bontang FC)
Fery Bayu Thomas (Persela 21)
Daftar pemain yang sudah ada di timnas senior:
Kurnia Meiga (Arema)
Egi Melgiansyah (Persijap)
Gunawan Dwicahyo (Sriwijaya FC)
Octovianus Maniani (Sriwijaya FC)
Ferdinand Sinaga (Persijap)
Irfan Bachdim (Persema Malang) (ant/zul)
Selain 24 nama pemain yang diumumkan pada Sabtu (30/7) ini, juga akan bergabung enam pemain yang telah tergabung di timnas senior, yakni Kurnia Meiga, Egi Melgiansyah, Gunawan Dwicahyo, Ferdinand Sinaga, Octovianus Maniani, dan Irfan Bachdim.
Sementara itu empat nama lainnya akan mengikuti seleksi susulan, yakni Patrick Wanggai, Andik Virmansyah, Marcelino Mandagi, dan Fery Bayu Thomas.
Berikut nama-nama daftar pemain pelatnas Timnas U-23.
Penjaga gawang:
Andretani Adyaksa (Persija)
Johan Angga Kusuma (Persijap)
Rifky Mokodompit (Persita)
Bek:
Abdurrahman (Pelita Jaya)
Ngurah Wahyu Trisnsjaya ( Persija )
Septyahadi ( PSPS )
Irfan Raditya (Arema)
Joko Sidik (Bontang FC)
Stevie Bonsapia (Persipura)
Hasyim Kipuw (Persija)
Hendro Siswanto (Persela)
Gelandang:
Johan Juansyah (Persijap)
Joko Sasongko (Pelita Jaya)
Mahardika Lasut (Sriwijaya FC)
Juned Hardianto Wibowo (Solo FC)
Dendi Santoso (Arema)
Ramdani Lestaluhu (Persija)
Kim Jeffry Kurniawan (Persema)
Zulham Zamrun (Persela)
Penyerang:
Yongky Aribowo (Arema)
Titus Bonai (Persipura)
Jajang Mulyana (Sriwijaya FC)
Lucas Mandowen (Persipura)
Fauzi Rishaldi (Persita)
Daftar nama pemain yang akan mengikuti seleksi susulan:
Patrick Wanggai (Persidafon)
Andik Virmansyah (Persebaya 1927)
Marcelino Mandagi (Bontang FC)
Fery Bayu Thomas (Persela 21)
Daftar pemain yang sudah ada di timnas senior:
Kurnia Meiga (Arema)
Egi Melgiansyah (Persijap)
Gunawan Dwicahyo (Sriwijaya FC)
Octovianus Maniani (Sriwijaya FC)
Ferdinand Sinaga (Persijap)
Irfan Bachdim (Persema Malang) (ant/zul)
Rabu, 09 Februari 2011
Satu Miliar buat Emas Olimpiade
Sekjen PBSI, Jacob Rusdianto, menyebut pihaknya menyediakan bonus Rp 1 miliar buat pemain yang mampu mempertahankan tradisi emas bulu tangkis di Olimpiade London 2012.
Hal ini diungkapkan oleh Jacob dalam acara diskusi bulu tangkis yang dilakukan di Redaksi Kompas, Rabu (9/2/2011). Diskusi ini dihadiri insan bulu tangkis dari pengurus seperti Jacob dan pelatih kepala Christian Hadinata, mantan pemain Susy Susanti, Alan Budikusuma dan Elizabeth Latief, kalangan pemilik klub seperti Handoyo dan Joppy Rosimin (PB Djarum), Justian dan Juniarto Suhandinata (PB Tangkas Alfamart), serta pengamat olah raga Fritz E Simanjuntak.
Diskusi dipandu Jimmy S Harianto dan Trias Kuncahyono dari Redaksi Kompas.
Jacob dan Christian mengatakan, pihak PBSI tengah mempersiapkan 25 pemain untuk menghadapi Olimpiade London yang berlangsung pertengahan 2012. Namun pihaknya juga mengatakan imbalan ini juga tidak tertutup bagi para pemain yang tidak lagi bergabung dengan Pelatnas Cipayung, seperti Taufik Hidayat, Markis Kido/Hendra Setiawan, Vita Marissa, Alvent Yulianto dll.
"Saya pribadi menganggap tidak ada pengotak-kotakan pelatnas dan nonpelatnas. Nyatanya Alvent, Vita, dan Kido, serta Hendra dua kali seminggu berlatih bersama di Cipayung," katanya. Christian membenarkan hal ini dan menganggap kehadiran para pemain senior ini mampu memberi variasi dalam latihan buat para pemain muda.
Khusus buat Kido/Hendra, diakui oleh Christian memang ada perlakuan khusus. "Kido dan Hendra di proyeksikan oleh Pak Ciputra dari PB Jaya Raya untuk dapat meraih medali emas Olimpiade seperti 2008 lalu. Karena itulah ketika mereka meminta pelatih ganda putera Sigit Pamungkas untuk melatih mereka, kami dapat mengerti," kata Jacob lagi.
Menurut Jacob, pihak PBSI juga kesulitan karena diberi target yang lebih dekat yaitu meraih 4 medali emas di SEA Games. "Ini sudah harga mati yang harus kami persembahkan," kata Jacob. "Semua dana yang ada sekarang diperuntukkan bagi target jangka pendek ini, menjadi juara umum SEA Games."
Indonesia meraih medali emas Olimpiade untuk pertamakali lewat cabang bulu tangkis di Barcelona pada 1992. Saat itu emas diraih Susy Susanti dan Alan Budikusumah. Setelah itu emas diraih melalui Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004) dan markis Kido/Hendra Setiawan (2008).
Hal ini diungkapkan oleh Jacob dalam acara diskusi bulu tangkis yang dilakukan di Redaksi Kompas, Rabu (9/2/2011). Diskusi ini dihadiri insan bulu tangkis dari pengurus seperti Jacob dan pelatih kepala Christian Hadinata, mantan pemain Susy Susanti, Alan Budikusuma dan Elizabeth Latief, kalangan pemilik klub seperti Handoyo dan Joppy Rosimin (PB Djarum), Justian dan Juniarto Suhandinata (PB Tangkas Alfamart), serta pengamat olah raga Fritz E Simanjuntak.
Diskusi dipandu Jimmy S Harianto dan Trias Kuncahyono dari Redaksi Kompas.
Jacob dan Christian mengatakan, pihak PBSI tengah mempersiapkan 25 pemain untuk menghadapi Olimpiade London yang berlangsung pertengahan 2012. Namun pihaknya juga mengatakan imbalan ini juga tidak tertutup bagi para pemain yang tidak lagi bergabung dengan Pelatnas Cipayung, seperti Taufik Hidayat, Markis Kido/Hendra Setiawan, Vita Marissa, Alvent Yulianto dll.
"Saya pribadi menganggap tidak ada pengotak-kotakan pelatnas dan nonpelatnas. Nyatanya Alvent, Vita, dan Kido, serta Hendra dua kali seminggu berlatih bersama di Cipayung," katanya. Christian membenarkan hal ini dan menganggap kehadiran para pemain senior ini mampu memberi variasi dalam latihan buat para pemain muda.
Khusus buat Kido/Hendra, diakui oleh Christian memang ada perlakuan khusus. "Kido dan Hendra di proyeksikan oleh Pak Ciputra dari PB Jaya Raya untuk dapat meraih medali emas Olimpiade seperti 2008 lalu. Karena itulah ketika mereka meminta pelatih ganda putera Sigit Pamungkas untuk melatih mereka, kami dapat mengerti," kata Jacob lagi.
Menurut Jacob, pihak PBSI juga kesulitan karena diberi target yang lebih dekat yaitu meraih 4 medali emas di SEA Games. "Ini sudah harga mati yang harus kami persembahkan," kata Jacob. "Semua dana yang ada sekarang diperuntukkan bagi target jangka pendek ini, menjadi juara umum SEA Games."
Indonesia meraih medali emas Olimpiade untuk pertamakali lewat cabang bulu tangkis di Barcelona pada 1992. Saat itu emas diraih Susy Susanti dan Alan Budikusumah. Setelah itu emas diraih melalui Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004) dan markis Kido/Hendra Setiawan (2008).
Langganan:
Postingan (Atom)